Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Kujemput Engkau Lewat Cinta Nya

Aku membelalakkan mata saking kaget melihat dua garis tersenyum rapi pada strip biru pendeteksi kehamilan. Tanpa melewati proses haid sebelumnya. Setidaknya sekali setelah beberapa bulan lalu melahirkan putri ketujuh kami.

"Ini serius?" Tanya suami dengan bibir melengkung sabit.

Aku menganggukkan kepala

"Kapan mau ketemu dokter?" Tanyanya lagi

"Beberapa hari lagi lah, biar jelas" jawabku mantap.

Ini sesuatu yang tidak kami duga. Rezeki nomplok hamil dua kali di masa pandemi. Kelahiran sebelumnya terjadi di lebaran idul Fitri kedua di tahun 2020. Nyaris kami kesulitan mencari bidan yang bersedia praktek dengan metode gentle birth disamping mengizinkan inisiasi menyusui dini (IMD) dan penundaan pemotongan tali pusar (DCC). Alhamdulillaah, Allah rezeki kan putri kami ditangani oleh Bidan Nisa #saksijihadbunda di detik akhir jelang persalinan. Bahkan konsultasi pun terjadi via WhatsApp karena belum pernah tatap muka sebelumnya. Di jelang persalinan ketujuh, tak disangka terjadi kasus Ketuban Pecah Dini (KPD) yang membuat Bidan memutuskan untuk menjemputku langsung ke rumah untuk dibawa ke kliniknya agar diberikan tindakan tepat dan terukur. Dan lahirlah Jenna dengan kondisi dramatis namun sehat. Alhamdulillaah. Betul-betul rezeki kehidupan kedua yang Allah berikan buatku yang terlanjur mellow menghadapi persalinan. 

Dan setelah setahun berlalu, kembali Allah berikan rezeki melahirkan kembali. Sejujurnya disini kami mulai bingung menentukan akan memilih kemana melabuhkan sejarah menjemput cinta. Awalnya disebabkan ada rencana pindahan ke luar pulau yang akhirnya batal. 

Jelang pekan-pekan akhir persalinan, Bidan Nisa yang menjadi penolong persalinan putri kami sebelumnya menghubungi lewat chat. Menanyakan kabar sekaligus menawarkan kesediaan untuk kembali menjadi #saksijihad pada persalinan yang akan dihadapi sebulan kedepan. Dengan histori persalinan sebelumnya, rasanya kami pun cukup memiliki kenangan baik oleh kesabaran dan ketelatenan sang bidan menghadapi kasus persalinan putri kami yang tidak bisa dibilang sederhana. Setelah berdiskusi, akhirnya kami pun mantap untuk memilih #saksijihadbunda sebagai tempat menjemput cinta.

Jelang persalinan

Kehamilan kedelapan ini sebenarnya cukup unik. Karena tanpa melewati proses haid sehingga agak menimbulkan rasa bingung juga menentukan HPL karena tidak adanya HPHT. Alhamdulillaah, saat suami menawarkan konsultasi langsung ke dokter obgyn di bulan awal kehamilan, menjadi salah satu keputusan yang tepat. Lewat USG terdeteksi terjadi konsepsi di awal Januari. Walaupun saat itu aku mengalami flek di pertengahan Desember. Kesimpulannya, bila mengacu pada riwayat flek, kemungkinan persalinan diprediksikan di 22 September 2021. Namun, bila melihat ukuran awal janin maka persalinan diprediksikan terjadi di awal Oktober 2021.

Tentang hal ini, aku memberitahukan kepada bidan Nisa dengan detail agar ia mendapatkan gambaran tentang kondisi kehamilanku dengan baik. Saat diperiksa dan diukur gambaran janin, bayi yang kukandung memiliki ukuran yang tidak terlalu besar. Bidan Nisa memberikan advice untuk menjaga dengan baik kehamilan ini agar tidak terjadi kembali riwayat Ketuban Pecah Dini (KPD) pada persalinan kali ini. Juga meminta untuk menambah asupan agar bayi bisa sedikit menambah bobot minimal saat dilahirkan.

Beberapa hari setelah bertemu bidan Nisa aku kembali berkunjung menemui dokter spesialis kandungan yang biasa menangani saat kehamilan ketiga hingga ke delapan ini.  Yang paling aku suka dari beliau adalah beliau jarang sekali memberikan resume yang meningkatkan kekuatiran. Seperti saat kasus post date putra kelima, tidak.ada anjuran buru-buru untuk melakukan operasi. Padahal saat itu hampir memasuki pekan ke 42. Begitu pun kali ini, berat bayi yang belum optimal di pekan akhir persalinan tidak menjadi sebuah hal yang mengkuatirkan. Bila terjadi persalinan sesuai orientasi flek, toh bayi tetap tidak bisa dikatakan prematur. Dan bilamana ia lahir di awal Oktober sesuai prediksi di awal USG artinya bayi memiliki kesempatan menambah bobot tubuh yang optimal. Alhamdulillaah, rasa tenang menghinggapi.

Saat memasuki September, seringkali aku merasakan kontraksi palsu beberapa kali. Pernah terjadi kontraksi yang intensif sekitar satu jam, namun seketika hilang kembali. Ada rasa deg-degan namun gemas.  Alhamdulillaah, aku masih mampu mencoba untuk positif mindful.

Sabar menunggu semua amanah selesai dengan baik, Itulah dirimu Nak

Seperti yang aku ceritakan diatas, aku sendiri masih bingung dengan momentum persalinan yang akan dihadapi. Tak bisa  kutepis  ada beberapa amanah menggelayuti pikiran. Ditambah rencana suami yang akan berangkat ke ibukota pertengahan bulan Oktober mendatang. Semakin muncul kekuatiran menghadapi persalinan sendirian. Walaupun sebelumnya pernah dua kali bersalin tanpa suami karena beliau harus berangkat keluar kota.

MaasyaaAllah, beberapa amanah yang belum selesai akhirnya tuntas satu persatu. Membawa sulung kontrol ulang kondisi glaukoma, nesting karena situasi kami yang baru pindahan, menyelesaikan urusan simulasi ANBK untuk studi si sulung, dan juga menyelesaikan ujian putra kedua menamatkan hafalan 1/3 bagian Al-Qur'an. Dan yang paling epik adalah menyelesaikan muamalah jual Jengkol amanah dari ibu. Wah, beneran deh kalo yang ini.




Ahad, 3 Oktober 2021 tanda cinta itu hadir lewat pinky blood di pagi hari. Gawat, pikirku saat itu. Karena kiriman Jengkol batal tiba akibat tutup nya loket di Pekanbaru. Artinya, Jengkol baru akan tiba di hari Senin. Duh, kalo kondisi ini terjadi gimana caranya aku menyelesaikan urusan segoni besar jengkol amanah dari ibu. Dan di Ahad tak ada aku rasakan sensasi gelombang cinta yang hadir.

Senin, 4 Oktober pinky blood tidak bertambah banyak. Kontraksi pun tidak terasa intens. Pada kehamilan sebelumnya, biasanya setelah pinky blood maka satu atau dua hari sudah terjadi persalinan. Aku berusaha tenang sambil mengelus perut membisikkan bahwa begitu pengertiannya si bayi. Walaupun tentunya ini adalah sesuatu hal yang sudah Allah taqdirkan.

Selasa, 5 Oktober akhirnya selesai juga urusan packing dan kirim barang via kurir. Ada kontraksi yang intens di pagi hari. Dan agak menghilang sejenak. Aku membisikkan pada si bayi bahwa setelah kakaknya pulang dari PKBM maka tidak ada lagi urusan penting lainnya. Sembari menunggu kurir datang, aku mulai berkemas menyiapkan diri dan perlengkapan yang akan dibawa ke klinik bersalin. Tak lupa mengabari bidan Nisa bahwa siang usai Zuhur kami akan datang ke klinik.

Aku mulai memasang aplikasi tracking untuk melihat seberapa intensif kontraksi terjadi. Biasanya jelang persalinan, kucoba merileksasi diri dengan bersih-bersih diri. Luluran plus scrubing, keramas total, sikat gigi plus berkumur dengan mouth wash lalu mengoleskan aromaterapi ke beberapa titik tubuh. Alhamdulillaah, tubuh sudah bersih dan benar-benar rileks.



Saatnya berbicara dengan anak-anak sebelum meninggalkan mereka dirumah. Meminta mereka untuk mengingat pesan do or don't yang menjadi SOP saat kedua orangtua tidak berada di rumah, juga yang terpenting memeluk satu persatu sekaligus meminta didoakan agar proses menjemput cinta ini berjalan dengan baik dan direzekikan bertemu kembali mengasuh mereka.

Pukul 14.00 kami mulai bergerak dari rumah. Sekitar 30 menitan tiba di klinik. Bidan Nisa memeriksa kondisi umum. Tensimeter, HB, DJJ dan ditutup dengan VT. Alhamdulillaah semua hasil cukup baik. Hanya saja saat VT, kondisi bukaan masih jauh. Namun, karena ini merupakan persalinan ke delapan, ia meminta aku tetap stay di klinik agar meminimalisir persalinan tiba-tiba. Aku juga bertanya kemungkinan dan penyebab lamanya kondisi walaupun saat di tracking kontraksi sudah intens per 3menit. Dengan perlahan ia menyampaikan ada dua kemungkinan yang membuat sedikit cemas. Yakni pendeknya tali pusar bayi atau lilitan tali pusar yang membuat bayi sulit turun. Aku mengangguk perlahan. Karena sebelumnya sudah empat kali persalinan yang kuhadapi kasusnya sejenis lilitan tali pusar sehingga bayi cenderung lama turun. 

Tak hendak membuang tenaga, aku habiskan waktu sambil tiduran miring, mengatur nafas dan berzikir jelang persalinan. Cinta memang menuntut pengorbanan dan rasa sakit. Merasakan gelombang cinta yang semakin dahsyat sambil menikmati rasa adalah satu-satunya pilihan yang akan dijalani persalinan dengan spontan per vaginam. Aku ditemani kakak ipar dan ponakan karena suami sedang melakukan persiapan latihan jelang berangkat beberapa hari kedepannya. Usai Maghrib, ia kembali dan kurasakan kontraksi semakin tidak tertahankan. 

"Ingin ditemani ayah kah Nak" begitu hati kecilku berbicara.

"Yuk, kita berjuang sebelum lewat waktu Isya" tambahku lagi.

Aplikasi tracking kontraksi masih berdetak. Ada dorongan kuat menekan di otot pelvic. Lalu 'pyooor' ketuban pecah membasahi sekujur tubuh bagian bawah.

Kusampaikan pada suami agar segera memanggil bidan karena persalinan kala 2 akan segera dimulai. Masih memantau aplikasi tracking kontraksi, kulihat stop watch sudah bergerak lebih lama dibandingkan waktu sebelumnya. Kontraksi tanpa jeda dengan his sebanyak tiga kali dalam waktu 10 menit. Tak lama Bidan Nisa hadir ke ruangan. Aku masih tak sanggup untuk berbalik untuk telentang. Dalam posisi miring ke kiri, kurasakan tekanan dan dorongan kuat untuk mengejan pada pelvis dan rektum. Dengan kontrol perlahan disertai sedikit rasa perih meluncur putra ke delapan kami. Bidan dengan segera melepaskan lilitan tali pusar yang menjeratnya. Lalu tak lama, terdengar tangis kencang nya menyapa dengan tubuh landing sempurna.



Ahlan bik Anakku, ARSA.

ARSA, begitu lah kami memanggilnya kelak. 

Semoga engkau menjadi anak Sholih, penyejuk hati ayah bunda dan asbab Allah berikan kebaikan di dunia dan akhirat.


Rabbi habli, minash Shalihin

Kamar bersalin, Oktober 2021

ALSHAD DZUHAZZHIN



17 komentar untuk "Kujemput Engkau Lewat Cinta Nya"

  1. Halo Arsa.. Selamat datang, semoga sehat2 selalu, yaaa. Terima kasih sudah berjuang bersama ibu.. Selamat ya mbak, btw aku baru tahu ada aplikasi buat cek kontraksi.. Jd pengen kepo2in nih

    BalasHapus
    Balasan
    1. Makasih mba Ella..
      Sebelumnya saya pake aplikasi tracker yang lain. Cuma kalo aplikasi tracker yang ini ada fitur yang lebih detail mna

      Hapus
  2. Jadi teringat anak-anak itu bilang adeknya asya kalo perempuan. Karena laki-laki makanya jadi Arsa ya Bun. Cepat pulih bun. ♥️

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bukan asya. Kalo cewek Alsha. Kalo cowok Alshad.
      Cuma, kalo buat panggilan tetep aja mau cewek atau cowok dipanggil Arsa

      Hapus
    2. Oh berarti salah dengar awak, hihihi
      Malahan awalnya mau dikasih nama Aisyah, kata si Cheryl. Ternyata anak itu cuma gosip, wkwk

      Hapus
  3. MasyaAllah. Sungguh perjuangan yang bikin haru. Selamat atas hadirnya si buah hati kedelapan ini. Semoga Arsa menjadi anak sholih yang menyenangkan hati kedua orang tua juga kakak dan abangnya. Aamiin.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin Yra, Bunda Shischa hebat ya Ka Acha... rahimnya bagaikan rahim wanita Palestin, subur, wadud, dianugerahi banyak anak, Alhamdulillah

      Hapus
  4. Masyaallah tabarakallah kak shis aq takjub baca cerita lahirannya, semoga cepat pulih dan dedek arsa sehat sempurna 😘

    BalasHapus
  5. Tak terasa ada air di pelupuk mata membaca jihadnya Shischa melahirkan anak ke 8, barakallahu fil mauhub,, sungguh Rasulullah SAW akan bangga dg jumlah umatnya yg banyak kelak di yaumul hisab.

    BalasHapus
  6. Masya Allah Tabarakallah..aku baca lancar aja lahirannya, yang kedelapan pula Subhanallah. Padahal aku kenal pertama seingatku masih Bunda D'lima sekarang udah D'lapan aja...Rezeki amanah anak solih dan solihah.
    Semoga jadi permata kebanggaan Ayah BUnda kelak.

    BalasHapus
  7. Ganteng kayak abang-abangnya ...
    Semoga Arsa jadi anak yang soleh ya...
    Tumbuh sehat...

    BalasHapus
  8. Namanya juga bagus sekali.
    Bunsis emang paling cihuy kalo merangkai nama anak

    BalasHapus
  9. Baraakallahu fiikum Mbak sekeluarga. Semoga dedek bayi Arsa jadi penyejuk hati sekeluarga. ^__^

    BalasHapus
  10. Selamat ya, semoga jadi Arsa jadi anak yg shaleh. Sehat2 selau sekeluarga besar. Salut euy, keluarga hebat 😃👍😃

    BalasHapus
  11. MasyaAllah, tabarakallah. Semoga bunda dan ALSHAD DZUHAZZHIN sehat selalu ya. cepat pulih. kami juga dapat rezeki di masa pandemi ini,bener-bener serasa mimpi. hehehe..

    BalasHapus
  12. MasyaAllah... salute ama bunsis satu ini. Rasanya baru kemarin saya mengucapkan selamat atas lahirnya anak ketujuh. Ini udah muncul yang ke-delapan. Barakallah ya kak. Semoga keluarga kk selalu diberi keberkahan dan delapan anak menjadi anak sholeh sholeha penyejuk hati orang di sekitarnya.

    BalasHapus
  13. MasyaAllah, tabarakallah. Selamat atas kelahiranya kak, salut lihat kk jdi ibu dgn pesonil wow 😄 semoga keluarga org kakk selalu diberi rejeki yg bnyak 🙏🙏

    BalasHapus