Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Tempe kedelai lokal yang super nikmat




Makanan olahan kacang kedelai ini sungguh bukan hal yang asing lagi. Jauh sebelumnya aku menyukai tempe dan segala jenis olahannya. Menurut cerita ibuku, nenek dari ibu merupakan salah seorang warga trans Sumatera yang berhasil berbisnis tempe kedelai berbungkus daun. Sayangnya generasi ibu dan anak keponakan tidak ada yang melanjutkan bisnis tempe ini. 

Tempe seringkali dianggap kurang bergengsi dibandingkan lauk lainnya. Padahal gizi tempe tidak main-main. Makanan kaya protein dan probiotik ini sangat baik mendukung gizi untuk tumbuh kembang anak. Di pasar, harga tempe dibandrol relatif. Tapi terus terang saja, setelah aku merasakan sendiri proses mengolah tempe aku jadi merasa gak tega ngeliat tempe dibandrol murah.

Di Indonesia, terdapat dua jenis kedelai, yaitu kedelai lokal dan impor. Sementara kedelai impor terbagi menjadi dua, yakni kedelai impor murni atau non transgenik dan kedelai impor transgenik atau mengalami modifikasi rekayasa genetik.

Beredar kabar yang menimbulkan polemik bahwasanya kedelai transgenik dapat menyebabkan penyakit tertentu. Produk transgenik atau yang mengalami rekayasa unsur pangan dalam jangka waktu lama dapat memicu timbulnya penyakit karsinogenik seperti tumor, mioma dan cancer. Walaupun hal ini masih simpang siur, penggunaan kedelai lokal sebaiknya menjadi diutamakan karena mengurangi resiko dan juga membantu mendukung para petani lokal mengembangkan potensi pertanian kedelai.

Pemerintah Indonesia memang belum melarang penggunaan kedelai transgenik. Namun pemerintah mulai membatasi masuknya produk GMO dengan ambang batas yang ditentukan, yakni kurang dari 5% kandungan transgeniknya. Produk transgenik ini juga harus mencantumkan label GMO pada kemasannya. Aturan ini tertuang pada Peraturan Pemerintah Nomor 69 tahun 1999 pasal 35 tentang label dan iklan pangan.

Pengalaman perdana membuat tempe sendiri

Seorang teman bercerita bahwasanya anaknya suka makan tempe mentah. Terkadang tempe dicocol pake saus kurma atau dijadikan burger dengan selipan kurma. Hiiiiy. Membayangkannya saya merasa geli. Apa enak, begitu fikir saya. 

Alhamdulillah saya berkesempatan belajar membuat tempe lewat seorang Cikgu yang humble dan seterongg. Richie Sofiani namanya. Beliau menjelaskan proses membuat tempe dengan sangat rinci dan menyenangkan. Beliau juga berbaik hati mengirimkan kedelai lokal yang dipasok dari Wonogiri ke tempat saya nun jauh di kota Medan. 

Dari berbagai metode yang ada saya lebih suka dengan metode rendam dahulu. Kedelai direndam selama 12 jam. Lalu kedelai dicuci bersih dan direbus hingga empuk. 

Pemilihan metode rendam terlebih dahulu sebenarnya berkaitan dengan memori trauma saat membuat tempe perdana sekali. Awalnya saya mencoba dua metode. Yang pertama adalah metode rebus dahulu lalu direndam. Dan yang kedua adalah metode rendam dahulu setelah itu di rebus.

Saat tiba waktunya untuk mencuci kedelai yang telah saya rebus dan rendam selama 12 jam tiba-tiba saya melihat penampakan yang sangat menyayat hati. Kedelai yang siap di cuci tersebut sudah berada di tumpukan cucian piring karena dibuang putera kedua saya. Hiks, saya langsung masuk ke dalam kamar dan menumpahkan kesal dengan mencubit bantal. (Memang lebay, tolong dimaklumi). Padahal kedelai ini sudah hampir setengah perjalanan menjemput diri menjadi tempe.

Kedelai yang dicampakkan anak Lanang dan bikin emaknya poteque


Alhamdulillah masih ada kedelai dengan proses perendaman terlebih dahulu. Akhirnya saya sampaikan ke anak-anak untuk tidak membuang kedelai yang sedang saya proses untuk menjadi tempe. Dan kedelai dengan proses perendaman terlebih dahulu ini akhirnya sukses menjadi tempe yang nikmat dan gurih. Mungkin inilah penyebab saya menyukai metode rendam dahulu dibandingkan metode rebus dahulu.

Yuk, bikin tempe sendiri

Bahan

500 gram kedelai kuning

Ragi tempe (bisa menggunakan yang alami ataupun ragi buatan)

Caranya

✓ Pilih kacang kedelai yang berkualitas baik (tidak busuk/kopong) dan singkirkan kerikil dan ranting yang terkadang ikut didalamnya.

✓ Rendam kedelai kedalam baskom berisikan air selama 12 jam. Banyakkan airnya karena kedelai akan mengembang.

✓ Buang air rendaman lalu bilas kedelai sambil mengelupas kulit kedelai. Ini sangat penting karena kulit yang tidak terkelupas bisa menghambat pertumbuhan miselia.

✓ Setelah dicuci bersih rebus kedelai selama 2 jam hingga kedelai menjadi empuk.

✓ Tiriskan kedelai lalu diangin-anginkan agar kedelai tidak lembab.

✓ Berikan ragi kedalam kedelai lalu diaduk rata

✓ Kemas kedelai dengan menggunakan cetakan atau daun.

✓ Letakkan kedelai yang sudah dibungkus didalam ruangan yang tidak lembab.

✓ Kedelai sudah dapat dipanen setelah 24 jam atau lebih terlihat dari pertumbuhan miselia yang merata.


Setelah tempe dipanen, tempe bisa dimakan langsung ataupun diolah kembali. Yang perlu diingat adalah tempe rawan gagal bila proses pembuatan tidak higienis. Gunakan sarung tangan untuk menghindari kontaminasi dari bakteri.

Nah, kedelai yang sudah ready dibungkus dan difermentasi untuk dijadikan tempe, bisa juga diambil sebagian untuk dijadikan kerupuk tempe.

Satu bahagian kedelai yang sudah diberikan ragi tambahkan 1 bahagian tepung tapioka.

Setelah dicampurkan, masukkan kedalam plastik sambil dipadatkan. 

Ikat lalu gantung agar bentuknya tetap cantik

Hasilnya bisa dipanen 2-3 hari kemudian.

Kerupuk tempe krispi bisa diiris tipis-tipis lalu digoreng dan diberikan bumbu tabur.






34 komentar untuk "Tempe kedelai lokal yang super nikmat"

  1. gimana kalau saya order saja bunsis...
    menerima pesanan kah?
    pak su dan anak anak saya penggemar tempe, tiada hari tempe, laksana kimchi bagi orang korea, gitu de...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ide bagus kayaknya kak..
      Soalnya doski emang berniat ekspansi usaha.. hehehe

      Hapus
    2. Wahh tak dukung mba Icha.. Saya nak jadi pelanggannya..
      Para penggemar tempe ada di rumah saya

      Hapus
  2. Waaahh , bikin tempe sendiri, meski rempong tapi lebih enak dan sehat ya ketimbang beli :D

    Kalau di rumah kadang suka tempe yang digoreng, tapi sukanya dimakan kayak camilan :D

    BalasHapus
  3. Wah pengalaman membuat tempe sendiri tentu sangat berharga ya bunda. Dan proses panjang pembuatannya ini luar biasa banget ya. Penasaran raginya ini belinya dimana bunda?

    BalasHapus
  4. Mbaak rajinnya. Ketika ibu-ibu membeli tempe yang jadi, dirimu membuat sendiri tempenya. Tapi puas ya karena jauh lebih enak.

    BalasHapus
  5. Ampun lucu banget mb itu bentuk tempenya gemesss hihi. Ternyata ga sulit yaa mb membuat tempe sendiri dan lebih tenang karena kita tahu bahan pembuatnya sendiri.

    BalasHapus
  6. saya pernah diajarin bikin tempe tapi kok gak pernah jadi ya ga padet gitu mbak ..pdahal udah ngikutin step by step caranya hihihi..btw itu tempe yang pakai kedelai lokal sama kah rasanya dengan yang pakai kedelai impor?

    BalasHapus
  7. Saya suka tempe, diiris tipis, terus digoreng kering. Gak setipis keripik tempe sih, masih ada ketebalannya, 5 mm gitu (detail banget ^_^). Itu enak dimakan hangat-hangat.

    BalasHapus
  8. rajin banget mba bikin tempe sendiri hihi. tapi kalau bikinan sendiri rasanya pasti lebih enak karena dibikin dengan cinta

    BalasHapus
  9. Ayoklah keripik tempe bikin bisnis cemilan sehat..

    BalasHapus
  10. wah liat ini jadi kepengen makan tempe kriuk deh.. kalo diolah sendiri gini pastinya lebih sehat dan gampang yaa.. tentu lebih enak juga donk..

    BalasHapus
  11. Tertarik sih bikin tempe sendiri, tapi takut ribet. Ntar klo kk buat lagi, dv pesen aja lah ya, hehe..

    BalasHapus
  12. Keren bunda bisa buat tempe sendiri. Aku penasaran sama tempe yang bulat bulat itu. Klw diiris gak retak kah kak?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yang bulat kerupuk tempe.
      Tidak retak mba, karena padat dan terfermentasi dengan baik

      Hapus
  13. Yeayy pasti enak nih tempe buatan sendiri bs kemasannya bs langsung dipotong2 bikin keripik tempe ya, wah nunggu launchingnya lah ni... biar diorder hehe

    BalasHapus
  14. Wah! Ini informasi yang sangat bermanfaat! Saya mau coba dulu. Kebetulan saya suka banget beli kedelai lokal. Tapi untuk bikin susu dan nuget. Bisa ditambah bikin tempe dan keripik tempe iu asyik! Makasih Mbak!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hayuk mba dicoba.
      Uniknya tempe dan kedelai tidak ada yg tidak bisa didaur ulang.
      Tempe gagal ataupun yang over fermentasi bisa dimanfaatkan kembali jadi terasi vegan

      Hapus
  15. Kebayanglah gimana rasanya yg udah kita tunggu2 ternyata zonk ya Bunsis, tp untunglah bundanya gak esmosi ya hehe... gpp bantalnya aja yg dicubit2 haha

    BalasHapus
    Balasan
    1. Dan campur nangis. Hahaha
      Si anak lajang jadi bingung juga, segitunya nangisin kedelai.

      Alhamdulillah setelah itu dia diikutsertakan dalam proses bikin tempe, dan taulah dia bahwa prosesnya sepanjang itu.

      Hapus
  16. hwooo keren bikin tempe sendiri. ga kebayang. mungkin kalo mepet, baru belajar ya. ada temen yg ikut suaminya ke denmark, akhirnya bisa bikin tempe sendiri. tempe mah favorit saya banget

    BalasHapus
    Balasan
    1. Pastinya harganya jadi mahal bangettt ya kan.
      Tempe itu makanan probiotik yang baik sekali untuk pencernaan

      Hapus
  17. ya ampun jadi ingat 2 tahun di Amerika bikin tempe dewe hehe
    Selama balik di Indonesia, kemalasan melanda, gimana enggak coba, tempe 3 ribu sepapan di Jakarta. Di Amerika sepapan 3 dollar maka kubuat sendiri di sana.
    Sama ku dulu metode rendam dulu. Beli ragi dari orang bule yang makan tempe karena vegetarian. Jadi dia punya usaha (online) jual ragi tempe.
    Bagusnya di Indonesia selalu jadi tempenya. Kalau di sana winter ga bakalan jadi fermentasinya. Maka nyimpen tempe di freezer buat bekal winter kwkw
    Dan hasilnya ga selalu bagus

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bikin ragi sendiri aja Mba Dian.
      Dari tempe yang sukses lalu dipotong-potong dan keringkan. Campur dengan tepung beras dan Tepung ketan yg sdh disangrai.
      .
      Uniknya kedelai ini, gak ada yang mubazir.
      Tempe yg gagal atau over fermentasi bisa diolah kembali jadi terasi vegetarian.
      Itulah kenapa saya jatuh cinta sama kedelai

      Hapus
  18. aku suka kedelai baik jenis tempe dan tahu karena menurutku enak banget dan aku jadikan sebagai lauk pauk sehari" hehe

    BalasHapus
  19. Saya suka banget makan tempe, tapi belum pernah bikin tempe sendiri. Asyik bener tuh yaa kalau bisa bikin sendiri, no beli beli club lagi~

    BalasHapus
  20. Aku suka makan tempe mentah bersama kurma hehehe enak tau Mba. Btw makasih ya cara2 membuat tempenya, jadi pengen nyoba deh.

    BalasHapus
  21. Wah bisa dicoba nih resepya mbak. Belum pernah aku bikin tempe sendiri hehehe. Asik nih kayaknya bisa percobaan di rumah

    BalasHapus
  22. wah gokil mba bikin tempe sendiri! jadi lebih terjamin kebersihannya yaa, enak banget tuh dibikin mendoan atau keripik tempe

    BalasHapus
  23. Jadi tempe yang dijual itu higienis ya kak, kalau gak pasti gagal jadi tempe kan?

    BalasHapus
  24. Kak Sis, awak pun berniat order saja 🤣 tapi utk menu belajar buat tempe oke juga nih, kapan2 coba buat deh 😍

    BalasHapus
  25. tempe dan tahu kesukaanku :D murah meriah dan lezat!

    BalasHapus
  26. Bentuk tempenyq lain daripada yg lain ya kak, jadi keliatan unik dan nambah selera, kebersihannya juga terjaga.

    BalasHapus
  27. Yak ampun ga kebayang dah bikin tempe sendiri tapi pastinya lebih puas ya karena melihat sendiri prosesnya gimana. Btw ini bagus banget untk jadi kegiatan bareng anak di masa pandemi gini, secara dia udah mulai bosan di rumah saja

    BalasHapus