Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Ayah Bunda Yang Dirindukan

Pertengahan Oktober saya dan suami diundang untuk mewakili kecamatan tempat kami berdomisili dalam acara launching forum ayah dan penyematan duta Rumah Keluarga Indonesia dari Bidang Perempuan dan Ketahanan Keluarga (BPKK) DPD PKS Kota Medan. Acara juga diisi dengan seminar yang berjudul Ayah Bunda yang dirindukan.


Seminar ini cukup menarik. Biasanya peserta seminar parenting kebanyakan dihadiri oleh perempuan. Kali ini rasio kehadiran para bapak dan ibu seimbang. Ini artinya sudah banyak yang 'melek' bahwa keluarga dan pengasuhan tidak hanya menjadi tugas ibu-ibu saja. 

Pernikahan melibatkan sepasang manusia, yakni perempuan dan laki-laki. Hal ini merupakan fitrah dan tercantum dalam janji Allah di QS. Ar Ruum:21.

Artinya adalah sebuah hal yang mengada-ada dan tidak sesuai fitrah dan melawan kodrati bila manusia memilih pasangan hidup yang tidak dari jenisnya (manusia) dan dari kelompoknya yang sama. 

Pengasuhan memerlukan pemahaman tentang pengendalian emosi yang baik. Emosi menjadi bagian penting dalam pendidikan anak karena segala aktivitas yang dilakukan di depan anak terekam dengan kuat dalam akal dan jiwanya.
Sejatinya tidak ada anak yang bermasalah yang ada adalah orang tua yang belum selesai dengan masalah dirinya. Dan orang tua membutuhkan keterampilan yang harus ia miliki agar tegak dalam pengasuhan.

Ada beberapa keterampilan yang harus dimiliki orangtua agar tegak dalam pengasuhan, yakni:

  1. Terampil keimanan
  2. Terampil pengetahuan mengenai anak
  3. Terampil komunikasi
  4. Terampil mengelola emosi (menggunakan emosi pada saat yang tepat).

author saat diminta maju bercerita


Siapa nih para suami yang saat istrinya melahirkan diberikan hadiah cincin emas?" Tanya narasumber acara siang itu.

Ruangan seketika hening. Sebagian peserta yang duduk di kelompok istri berbisik-bisik. Lalu beberapa perempuan di belakang saya nyeletuk. "Ah, mana mungkin ada. Boro-boro emas. Gitu lahiran udah nginem lagi dirumah," Teman di dekatnya mengiyakan. Sebagian manggut-manggut.

Waduh, mana nih pak suami tercinta. Saya sedikit celingak-celinguk ke belakang mencari sosoknya. Memang, beliau kalau mengikuti seminar dan beberapa acara sukanya duduk di kursi belakang atau ke pojok-pojok ruangan. Berbanding terbalik dengan saya yang menjadikan barisan depan sebagai tempat favorit dalam seminar.

Mata saya masih fokus mencari beliau. "Kenapa gak tunjuk tangan sih,?" Batin saya. Walaupun bukan cincin emas, tapi saya masih ingat sekali saat saya melahirkan putranya beliau memberikan kado yang saya senangi. Suamiku apa tidak mudeng dengan pertanyaan narasumber atau memang terlalu tawadhu sehingga tidak mau menonjolkan diri, begitu gumam hati saya. 

"Bapak-bapak yang merasa memberikan hadiah ke istrinya saat melahirkan, akan saya beri sebuah buku tulisan saya," pancing Bu narasumber lagi.

"Ealaaaah, malah dapet hadiah pulak," batin saya menjerit-jerit. Kuatir kesempatan mendapatkan hadiah hilang begitu saja. Hahaha.

Bersama suami saat penyerahan buku yang ditulis pembicara


Saya nekat tunjuk tangan. Hadiahnya buku. Satu dari ratusan hal yang saya sukai di dunia ini. Perhatian narasumber tiba-tiba menuju ke tempat saya duduk.

"Wah, ada Ibu yang tunjuk tangan nih. Mungkin bapaknya lupa ya ada pernah kasih kado," ujarnya.

Saya diminta maju menuju kesempatan mendapatkan buku tinggal selangkah lagi podium depan. Seisi ruangan melihat ke arah saya. Dan benarlah dugaan saya bahwa lelaki yang sudah enam belas tahun bersama dalam ikatan pernikahan belum ngeh keberadaan istrinya sudah di depan audiens. 

"Mungkin suami saya sangat tawadhu, sehingga tidak ingin diketahui amalannya," begitu saya membuka suara dihadapan mic. Ia tampak kaget saat mendengar suara bawel sang istri. MC meminta beliau untuk ikutan maju. 

"Dikasih hadiah apa saat kemarin melahirkan, Bu?" Tanya MC.

"Karena saya suka dengan gadget dapur, suami menghadiahi saya beberapa peralatan dapur yang saya suka. Dan saya memang sangat suka dengan kado-kado itu," jawab saya tenang tapi terlihat antusias. 

Alhamdulillah saya senang sekali bisa mendapatkan buku akhirnya berbagi inspirasi dengan pasutri lainnya di acara ini. Semoga di momen persalinan ke sembilan ini beneran mendapatkan hadiah lainnya. Gelang emas sebagai pengganti gelang pasien Rumah Sakit misalnya, eh.

www.jejakbunda.com
Gelang pasien saat opname di trimester awal kehamilan ke sembilan


QS Al Baqarah: 233

Kesulitan yang berat yang dimiliki oleh seorang perempuan dalam proses kehamilan sehingga membuat seorang lelaki harus mampu memberikan kebahagiaan dan kecukupan bagi istri.

Kondisi krisis yang dialami seorang istri tak jarang membuat istri mengalami gangguan psikis yang terkadang mampu membuat kekerasan pada anak.

Oleh karena itu dibutuhkan keterampilan bagi orangtua 

1. Keterampilan keimanan

Wa man yataqillah
(Barangsiapa yang memiliki persoalan maka Allah akan memberikan jalan keluar

QS Ali Imran: 25

Memproses anak yg Sholeh dunia dan akhirat. 

Kisah seorang Syaikh di Mesir saat menginginkan anak yang menjadi penghafal Al-Qur'an yang mutqin. Ia melafalkan surat ini 5000kali sehari. 

Saat seorang pasutri melakukan gerakan yang selaras dalam mencetak anak yang shalih.


2. Keterampilan pengetahuan mengenai anak.


Seorang anak harus memiliki keseimbangan dalam ruh, akal dan jasad (imunitas)

a. Memahami minat dan bakat anak dan kecerdasan anak

Ini bisa di assesmen melalui observasi langsung ataupun 

Memahami kecerdasan anak.

Kecerdasan yg 8, seperti: kecerdasan interpersonal, kecerdasan kinestetik, kecerdasan intrapersonal,

b. Memahami karakter anak dan fase tumbuh kembang anak

seperti sanguinis, koleris, plegmatis, dan melankolis

Qs Al isra:84 (setiap anak memiliki kecenderungan)


c. Memahami Kemampuan anak sesuai urutan kelahiran

Kebutuhan tertinggi anak adlaah kenyamanan, bukan makan dan minum (Sigmund Freud)

d. Memahami ransel kasihsayang

Penuhi 5 bahasa masih sayang seperti:

Sentuhan, waktu yang berkualitas, pelayanan, kata-kata pendukung dan hadiah

3. Keterampilan komunikasi

Tinggi rendahnya suara memiliki pengaruh penting. 
QS Luqman

Contoh 12 M cara populer yg harus dihindari orangtua dalam pola asuh adalah:
1. Memerintah
2. Menyalahkan
3. Meremehkan
4. Membandingkan
5. Memberi cap/melabel
6. Mengancam
7. Menasehati
8. Membohongi
9. Menghibur dengan keliru
10. Mengritik
11. Menyindir
12. Menganalisa

QS. At tagabun:14
Berhati-hatilah kamu pada anak dan istrimu. Bla bla

4. Keterampilan emosi

Hati-hati dalam menggambarkan emosi kepada anak. Jangan sampai saat kita meminta anak sabar tapi dengan penghayatan yang salah.

a. Menggunakan emosi yang tepat dalam mendidik anak

b. Memahami inner child

c. Memahaminya dan memperlakukan anak sesuai sesuai usianya

0-2 thn (fase oral) saat ibu memberikan ASI dengan

2-4 tahun

Fase psiko sosial awal : mengenalkan anak dengan dunia luar

Kebutuhan intimacy: pada saat ayah tidak memberikan kebutuhan pada anak perempuan maka ia akan mencari objek lain 
Sebaliknya anak lelaki lebih suka diperlakukan dengan macho






16 komentar untuk "Ayah Bunda Yang Dirindukan "

  1. Setuju, ketrampilan komunikasi penting juga tuk ayah bunda dalam mengasuh anak. Sy merasakan sendiri tantangan berkomunikasi dengan 2 anak yg beda tipe kepribadian - (Kuliner Asyik)

    BalasHapus
  2. Pola pengasuhan yang benar dan baik memang wajib dimiliki oleh semua orang yang hendak/mempunyai keinginan berkeluarga. Anak-anak adalah titipan yang harus dijaga dan dibesarkan dengan baik, benar, dan bijak. Wallahualam...

    BalasHapus
  3. sepakat ketrampilan emosi ini juga penting untuk diajarkan ke anak, karena berpengaruh juga untuk masa depannya

    BalasHapus
  4. Betull banget dan pengasuhan anak harus kedua belah pihak, harus seimbang antara ibu dan ayah, harus seiya sekata supaya anak2 tidak bingung. Jika salah satu dr orang tua marah yg satu diam jangan ikut heboh tambah runyam tar...

    Kuliah apa saja ada jurusannya tapi menjadi orang tua tidak ada jurusannya yaa... (gusti yeni)

    BalasHapus
  5. Ternyata banyak juga keterampilan yang harus dimiliki orang tua untuk mendidik anaknya agar menjadi pribadi yang lebih baik ya, noted. Makasi sharenya ya kak 😊

    BalasHapus
  6. Setuju banget, bahwa keterampilan orang tua perlu dilatih. Karena ya tidak ada sekolah formal dari orang tua, jadi perlu belajar, koreksi, perbaiki secara mandiri. 👍

    BalasHapus
  7. Baca ini jadi tambah sadar kalau tangungjawab orang tua itu sangat berat ilmunya banyak dan harus dilaksanakan bukan sebatas pengetahuan saja.. semoga kita semua lulus menjadi orangtua yang baik

    BalasHapus
  8. Jadi terkenang juga tentang hadiah-hadiah kelahiran anak-anak ini bun..
    Cuma saya dikasi mentahnya aja.
    Beli sendiri hadiahnya hehehehe
    Langsung lah saya pakai healing... belanja online kwkwkwkwkwkw

    BalasHapus
  9. Seru ya acaranya. Semoga sehat selalu bun hingga lahiran dengan lancar, Aamiin

    BalasHapus
  10. MasyaAllah bunbun, bener kan, kemarin pas liat poto kapan udah duga twrnyata bener hamil,
    Sehat-sehat ya bunsis sampai lahiran,
    Sampe 11 ya buun, biar ada gen halilintar versi Medan 🤭

    BalasHapus
  11. Makasih mba artikelnya, ada beberapa poin yg aku baru tahu. Semoga bisa jadi modal buat kehamilan berikutnya 😁🤭

    BalasHapus
  12. kak, sepertii biasa, tulisan kk daging semu masyaallah. gk ada yg ke skip kk. pertnyaan awak kak e, abng dri anak prtma udh gt y kak?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Berproses dia.

      Sejak anak ke-empat sampai skg.

      Biasanya kalo jelang mau partus, kebutuhan daleman juga difasilitasi karena kan tukar ukuran

      Hapus
  13. Penjelasannya bagus Bun..
    Kapan-kapan boleh dong buat artikel tentang koleris,plegmatis, sanguinis dan melankolis

    BalasHapus
  14. "yang ada hanyalah orangtua yang belum selesai dengan masalah dirinya".. Jlebb banget ini. Cerita pengasuhan memang nggak sederhana. Suatu pembelajaran seumur hidup yang terus berproses.

    BalasHapus
  15. Bahan renungan untuk setiap orangtua nih. Aku sendiri sampe sekarananak udah kelas 2 SMA juga meras belum benar sebagai orangtua khusunya dalam hal berkomunikasi. Apalagi dengan status sebagai Ibu Bekerja yang lebih banyak di kantor daripada di rumah.

    BalasHapus