Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Kebakaran di Rumah | Sekeping Kisah Ribuan Makna

kebakaran/www.jejakbunda.com

Kebakaran dan Isyarat Cinta Lewat Panggilan Ibu


Suara dering pada gawai menyadarkanku dari lelap saat berbaring menyusui bayi. Sambil menolehkan kepala kutatap bayiku yang sudah terlelap dengan tangan yang terbuka. Kenyang asi.  Kuraih gawai. Satu panggilan tak terjawab. 

Tak lama kemudian dering terdengar kembali.
Dengan kondisi yang masih belum sadar utuh, kulihat kontak yang tertulis di layar. Telepon dari ibuku. Rasa letih dan kantuk membuatku ingin menunda mengangkat telepon. Tapi seketika tersadar bahwa ibu adalah sosok penting bagiku. Segera kutekan tombol jawab.

"Assalamualaikum Ma," sapaku pada perempuan senja di sambungan telepon. Sudah lama sekali kami tidak saling berkabar.

"Wa'alaykumsalam. Sedang tidur ya," jawab ibuku pelan.

Bagaimana kabar kalian, anak-anak sehat kan? " lanjutnya bertanya.

"Hehe, iya tertidur sambil meng-asi. Tersentak tiba-tiba ada suara telepon," jawabku tersipu.

"Anak- anak juga tidur?" Tanya ibu

"Iya, tidur. Biasanya sih jam segini main di lantai 3," jawabku.

Duarrrrrr

Sebuah dentuman keras terdengar mengagetkan dari lantai 3. Seperti bongkahan batu besar yang dilemparkan sekuat tenaga.

"Itu suara apa?" tanya ibu seketika.

Duh, suara apa ya itu. Apakah anak-anak main di atas. Aku beranjak dari kasur melangkahkan kaki menuju pintu.

"Bentar ya Ma, mau cek dulu, " suaraku lirih.

Masih dengan mengumpulkan kesadaran penuh setelah terlelap kupegang handel pintu. Perlahan kaki melangkah sambil menolehkan kepala ke arah suara di lantai tiga.

Allahu Akbar.
Asap hitam mengepul bersamaan dengan api besar dan menyala menjadi pemandangan yang membuatku terhenyak seketika.
Subhanallah, lisan berucap lirih.

"Ma, InsyaaAllah nanti awak telpon kembali ya. Mama sehat- sehat di sana," ucapku mencoba tenang agar tak terendus panik di rungu ibu

"Oh iya, tidak apa-apa," jawab perempuan senja kesayanganku

"Assalamualaikum," pamitku menutup telepon. Lalu dijawab kembali dengan salam. Usai percakapan aku menarik nafas perlahan. Alhamdulillah lima menit yang cukup untuk memulihkan diri dari kantuk.

Masih dari depan pintu aku mengambil gamis yang digantung di tiang ayunan. Delapan anakku sedang berada di kamar mereka. Kuseru mereka untuk segera beranjak. Sebagian tidur dan yang lainnya bermain.

"Bangun Nak, rumah kita terbakar,

Abang, ayo diangkat adiknya. Hitung jangan sampai ada yang tertinggal di dalam,"

Pintu kamar anak perempuanku terbuka. Sulung sedang meraih jilbab dan memakai kaus kakinya. Aku beranjak menuju kamar mengambil tas berisi dokumen penting keluarga.

Anak-anak mengikuti berjalan menuruni tangga. Sebagian pemuda tetangga di lingkungan kami berbondong menerobos masuk pintu menuju lantai atas. Aku mencoba untuk tetap tenang memandu anak-anak turun dan mengajak mereka menuju rumah ibu di dekat rumah.

Setelah tiba di rumah ibu, aku berbicara pada sulung,

"Bunda amanahkan adik-adik untuk kamu jaga Nak. Dokumen bunda letakkan di sini," tunjukku pada meja rias di kamar ibu.

Ia mengangguk.

Kugamit tangan putra keduaku. Mengisyaratkan ia untuk turut kembali ke rumah menuntaskan keadaan sebab ia lelaki tertua setelah ayahnya.

"Ayo Bang, ikut Bunda ke rumah," seruku.

Tiba di rumah warga sudah mulai berdatangan. Aku menuju dapur melepaskan selang tabung gas lalu membawanya keluar rumah. Menyerahkan ke Abang, putraku untuk diamankan ke rumah nenek. Lalu kembali lagi kerumah untuk memastikan tidak ada lagi yang tertinggal dirumah.

Usai mengamankan tabung gas, kuminta salah satu warga mematikan sekring listrik untuk meminimalisir terjadinya korsleting susulan. Alhamdulillah. Saatnya meminta petugas damkar. Sayangnya aku tak punya cukup pulsa untuk menelpon. Aku berlari ke jalan, melihat ojek lalu memintanya untuk membantuku menelpon petugas. Lewat panggilan WhatsApp kucoba menghubungi suami.

"Pulang ya yah, rumah kita kebakaran," 

Singkat dan tenang, agar ia mampu merespon tanpa panik. Setelahnya kutulis satu pesan meminta bantuan ke salah satu grup WhatsApp untuk mendapatkan bantuan secepatnya.

Alhamdulillah.
Secara ikhtiar aku pikir semua sudah cukup. Saatnya kembali ke lokasi dan bersiap berjuang memadamkan api.

"Api semakin membesar," teriak salah seorang warga. Ah iya. Aku tersentak. Menyiramkan api secara sporadis pada kobaran api justru malah membuat api semakin besar. Begitu yang kuingat di sebuah pelatihan tanggap bencana kebakaran oleh tim damkar.

"Bukan begitu caranya, pak. Sebentar ya. Saya ambil selimut," jawabku setengah berteriak. Aku menyusuri lipatan kain di lemari kamar. Mengambil selimut dan karpet tebal lalu menginstruksikan kepada Abang untuk merendamnya di air terlebih dahulu.

"Celupkan ke rendaman air, Bang."

Beberapa lelaki tampak merespon dan membantu membasahi selimut. Sebagian lagi mencoba mencari goni basah untuk membantu menutupi api. Sebagian lainnya tetap menyiram air.

Menit berlalu terasa cepat. Kontras dengan perasaan kami menunggu kedatangan petugas pemadam kebakaran. Dari luar rumah sudah banyak massa yang berkerumun tak hanya warga tempatan saja.

Alhamdulillah, suami akhirnya tiba dirumah. Ia langsung larut bersama warga dan fokus mengkordinir di lantai atas. Tak lama kemudian terdengar sirine tanda kedatangan petugas pemadam.

Jalan masuk gang yang tidak cukup dilalui oleh mobil membuat petugas damkar mengeksekusi dari jalan besar. 3 selang air sambungan dipasang sambil menunggu instruksi komandan lapangan.

Didalam rumah belasan orang mulai mundur keluar setelah ruangan tampak diisi elemen petugas dan pihak kepolisian. Terdengar aba-aba lalu semprotan air melesat mendorong api yang masih belum berhasil ditaklukkan.


Kebakaran rumah www.jejakbunda.com
Salah satu ruangan kamar yang terbakar

Selang beberapa menit berlalu, turun hujan membasahi bumi. Api pun mulai padam.

"Jangan ke atas dulu, dinding masih sangat panas," terdengar beberapa petugas meminta sebagian orang untuk turun. Beberapa sibuk melakukan dokumentasi kejadian. Polisi mengambil beberapa benda untuk dijadikan barang bukti.

Aku dan suami masih melayani petugas yang mengambil data perkara dan menjawab pertanyaan penting seputar kejadian. Sahabat dan kerabat mulai berdatangan. Membawa kardus berisi air mineral dan beberapa makanan.

Rasa haus mendera. Ah iya, bangun tidur tadi aku belum menenggak setetes air sekalipun. Bismillah, air membasahi kerongkongan yang kering melenyapkan dahaga. Sebagaimana kobaran api berganti dengan derasnya air.

Kebakaran tidak menyisakan apapun melainkan kebaikan dan hikmah

Bisa jadi kamu membenci sesuatu padahal ia amat baik bagimu. Dan bisa jadi kamu menyenangi sesuatu padahal ia amat buruk bagimu. Allah mengetahui sedang kamu tidak mengetahui (QS Al-Baqarah:216)

"Saat bunda mengabarkan rumah terbakar, ayah mencoba untuk berprasangka baik dan menyerahkan hal yang tak mampu digapai pada Allah.
Ayah sadar, ayah berada jauh dari lokasi," ungkap suamiku.

Sejatinya memahami bahwa Allah menyayangi hambaNya lewat taqdir berupa cobaan, musibah, kehilangan dan lain sebagainya adalah salah satu bentuk cinta. Peristiwa selasa ini adalah sekeping kisah terbaik yang singgah memberikan ilmu bagi kami sekeluarga. Seperti pesantren hikmah (baca: sanlat) yang hadirnya tidak berupa paparan teori tentang sabar dan syukur. 

Pengalaman langsung dan heroiknya Abang saat bertugas menggantikan ayah berkordinasi dengan warga dan relawan dalam menyelamatkan keluarga dan rumahnya. Tanggung jawab yang diembannya sebagai putra tertua di keluarga ia dapatkan langsung saat kejadian ini.

Ketenangan dan mindfull dalam menghadapi situasi tanpa panik hingga memunculkan motor planning yang tepat dalam menyikapi permasalahan sangat dirasakan di situasi musibah.

Jangan pernah menjadi hakim bagi manusia lain

Tidak ada jaminan seseorang itu terus baik ataupun buruk
Lelaki muda itu sepekan lalu masuk kedalam rumah salah seorang warga di lingkungan kami dan merampas sebuah tabung gas. Tanpa takut walaupun sudah diimbau pemilik rumah. Kurang ajar, begitu umpat banyak orang.

Lelaki muda lainnya tak kalah dibenci. Zat adiktif membuat ia sering melakukan tindakan merugikan baik untuk keluarga maupun tetangga sekitar.

Tak kalah dengan kedua lelaki muda tadi, lelaki ini pun termasuk sosok  dengan tanda kutip tidak dianggap di tengah masyarakat. Namun Allah Maha Membolak-balikkan hati menggerakkan hati dan jiwa ketiganya sebagai relawan yang paling gigih menerjang kobaran api. MaasyaAllah. Scene yang sangat epik saat terjadi kebakaran di rumah kami adalah aksi heroik ketiganya.

Memanusiakan manusia adalah salah satu cara bagi kita untuk tetap menganggap bahwa diri kita tidak lebih baik dari manusia lain. Tidak ada kejahatan dan keburukan yang melekat sempurna di jiwa manusia. Sebaliknya tidak ada jaminan bahwa seorang manusia terus baik dan tidak pernah salah.

Ketiga lelaki itu membawa banyak pelajaran nyata khususnya bagi kami sekeluarga untuk tetap memperlakukan manusia dengan baik dan rasa asih. Sungguh tidak ada jaminan dan garansi amal manusia walau jarak antara kita dan surga tinggal sehasta.

Kebakaran di rumah kami adalah momentum silaturahmi paling mengesankan. Ada banyak doa kebaikan terlantunkan dari para sahabat dan saudara. Betapa sillah yang terjalin walaupun tanpa nasab mampu menghimpun cinta kekuatan menghadapi musibah.

Stok pangan, obat-obatan, dana dan doa yang tiada putus semoga menjadi naungan bagi para sahabat dan saudara kami dihari tidak ada naungan lagi selainNya. Dan benarlah, innalilahi wa Inna ilaihi Raji'un. Bukankah hikmah di balik musibah ini adalah bentuk kebaikan?


Tips Saat Menghadapi Kondisi Kebakaran

1. Tetap tenang dan hindari sikap panik

Saat terjadi kebakaran manusiawi sekali merasakan kaget namun sebaiknya jangan panik. Tarik nafas panjang agar otak punya pasokan oksigen yang cukup. Bagi muslim bisa dibarengi dengan zikir sambil berprasangka baik kepada Allah. Sikap tenang mampu membuat kita bisa berfikir jernih dan matang mengambil tindakan penyelamatan diri. 

2. Amankan  anak-anak dan dokumen penting

Ukur skala api saat terjadi kebakaran. Bila kebakaran terjadi di rumah dan masih ada kesempatan untuk menyelamatkan hal berharga seperti anak dan dokumen penting maka lakukan. Akan tetapi bila proses menyelamatkan benda menghabiskan waktu lama maka yang terpenting adalah menyelamatkan diri. 
Dokumen sebaiknya dikumpulkan di satu tempat dan mudah dibawa saat terjadi hal darurat.

3. Cari bantuan secepatnya

Saat terjadi kebakaran, upayakan untuk meminta pertolongan dari warga sekitar dan tentu saja bantuan petugas profesional. Simpan nomor petugas di tempat yang mudah dijangkau agar lebih mudah mengakses bantuan.
Bila tidak menemukan, minta tolong orang sekitar agar api cepat dipadamkan

4. Putus sambungan listrik, gas dan hal yang memunculkan resiko ledakan

Saat terjadi kebakaran sebisa mungkin cegah resiko ledakan dengan memutus arus listrik lewat sekring atau Lcb. Jauhkan benda yang mampu meningkatkan resiko terjadinya ledakan berulang seperti gas dan bensin.

5. Jauhkan benda yang mudah terbakar.

Kardus, pakaian, kayu dan banyak benda yang mudah dilahap api sebaiknya dijauhkan agar api tidak mendapatkan media yang meningkatkan besarnya cakupan area kebakaran.

6. Jangan menyiram api secara sporadis

Memadamkan api dengan menyiram ke kobaran api hanya akan membuat api semakin marak. Sebaiknya padamkan api dengan alat pemadam khusus. Daripada menyiram api lebih baik cari selimut tebal atau karung goni yang telah dibasahi lalu tutupkan ke api. Pastikan selimut ataupun karung benar-benar menutupi api dan tunggu hingga api benar-benar padam sebelum karung diangkat.

7. Lakukan pencegahan

Kebakaran di rumah biasanya terjadi karena berbagai hal. Lakukan pencegahan untuk menghindari bahaya kebakaran. Cek peralatan listrik dan kabel instalasi listrik secara berkala sesuai umur penggunaan. Cek kepala tabung gas elpiji dan ganti bila sudah tidak memenuhi standar. Jangan letakkan api dan pemantiknya ditempat yang mudah dijangkau anak-anak. Letakkan api di tempat yang jauh dari media yang mudah terbakar.

Serenada Hamba di Penghujung Selasa


Wahai Tuhan kami yang telah mendidik kami atas sekeping kisah di hari Selasa,
Sungguh tidak ada hal lain yang bisa kami petik melainkan kebaikan dan hikmah.

Wahai Engkau Pemilik Hati,
Yang telah menggerakkan hati seorang Ibu, yang dengan kasih sayangnya menyadarkan dari lelapnya kami di siang itu,

Menggerakkan hati para pemuda menerobos masuk membantu memadamkan api

Bapak ojek tak dikenal yang sukarela membantu menghubungi petugas damkar,

Saudara dan para sahabat kami yang siaga turun membantu meringankan urusan kami

Wahai Rabbi, yang tiada kekuatan dan pertolongan selain hanya Engkau,
Yang telah mengizinkan api membakar dan menghanguskan segala remahan dunia,

Bakar dan hanguskan kesombongan dalam dada kami
Dendam, amarah dan benci yang menjadi bara dan merusak amalan kami

Seluruh kebakhilan dan kemalasan kami

Jangan sisakan, kecuali kebaikan ya Rabb.

Rabb, saat api padam dan Engkau turunkan hujan yang basah, maka basahi lisan kami dengan zikir.

Jadikan mengalir setiap amalan kebaikan doa-doa saudara dan sahabat kami yang ikhlas

Jadikan barokah dan berlipat ganda setiap rezeki yang didapatkan seperti air sungai yang mengalir

Jadikan setiap amalan kebaikan mereka menjadi naungan di hari penghakiman

Ya Rabbana,

Alhamdulillah hari ini kami selamat.

Rabbi,
Sebagaimana Engkau telah selamatkan kami dan keturunan kami dari kebakaran dan api di dunia, Selamatkanlah kami dari siksa kubur dan panasnya api neraka


12 komentar untuk "Kebakaran di Rumah | Sekeping Kisah Ribuan Makna"

  1. Cerita ttg 3 orang yg paling heroik td benar2 mengingatkan saya, unt tidak merasa lebih baik dan tetap baik dengan orang lain, seburuk apapun org tsb. Karena orang spt mereka selalu ada di sekitar kita, disekitar saya.

    BalasHapus
  2. Memang ada kadang orang2 tak terduga yg akan membantu yg dalam pikiran kita tak mungkin. Tapi dalam ke tidak mungkinan itu kita pasti teringat ya mungkin Allah yg menggerakkan mereka. Apa sih yg nggak bisa bagi Allah.. Dalam musibah pun akhirnya kita menyebut alhamdulillah. Keluar doa sebaris. Ya Allah gantilah titipan mu yg udah hilang ini dengan titipan yg lebih banyak

    BalasHapus
  3. Alhamdulillah semua selamat sehat tak kurang apapun, membacanya ikut deg degan akuu bun.
    Memanusiakan manusia bener banget kadang masyarakat kita suka main hakim sendiri. Korban gosip juga membahayakan orang lain. (Gusti yebi)

    BalasHapus
  4. MasyaAllah terharu aku bacanya mba.. ini kisah yang sangat penting untuk kita ambil pelajarannya agar siap menghadapi kondisi yang tidak diinginkan

    BalasHapus
  5. Di depan rumahku ada lahan kosong, ada yg bakar sampah tapi ga dipantau jadi nyaris membakar rumah orang lain. Semoga kita selalu diberikan perlindungan dan keselamatan dari Allah ya mba

    BalasHapus
  6. MasyaAllah dengan pikiran tenang dan bertawakkal semua bisa teratasi. Dari kisah ini jd pemicu untuk selalu berdo'a agar selalu dikelilingi orang2 yang baik

    BalasHapus
  7. Terima kasih sharingnya. Saya bacanya sampai deg-degan. Allah maha baik mengirimkan orang-orang baik untuk membantu dan melindungi keluarga. Anak-anak Mbak juga selamat. Semoga materi yang hilang digantikan dengan yang lebih baik oleh Allah. Semoga diberikan banyak rezeki.

    BalasHapus
  8. Ya Allah kk, maha baik Allah membolak balikkan hati para pemuda itu ya, masya Allah, semoga yang terbakar diganti Allah dengan sebaik baik pengganti ya kak

    BalasHapus
  9. Semoga Allah selalu menjaga keluarga kita di dunia dan akhirat ya Bun
    Aamiin

    BalasHapus
  10. MasyaAllah kak, masih sempat sharing kejadian penuh hikmah, nice info juga udah share bagaimana seharusnya menghadapi musibah ini. Semoga kita dijauhkan dari marabahaya. Amiinn

    BalasHapus
  11. berulang kali baca serenada yang kakak tulis, masyaAllah selalu berhasil membashai pipi kak. selalu tak ada artikel yang terlewat dibaca setiap kali kakak menulis cerita berbalut hikmah semacam ini.

    part ini jadi part favorit kak. Memanusiakan manusia adalah salah satu cara bagi kita untuk tetap menganggap bahwa diri kita tidak lebih baik dari manusia lain.

    Sungguh kita hanya bisa berbuat yang terbaik sesuai kadar kita masing-masing ya kak. Pada akhirnya, Allah yang menentukan taqdir kita di dunia dan akhirat.

    Smoga selalu dimudahkan didunia dan akhirat ya kak. Aamiin. Semoga selalu sehat ya kak sekeluarga

    BalasHapus
  12. Kak,,, semoga kebaikan selalu menghinggapi hati kakak dan keluarga. Lewat tulisan ini kk udah ngajarin kami untuk tetap berpikir positif pada Allah atas suatu kejadian buruk yang terjadi. Sehat selalu buat kak siska sekeluarga.

    BalasHapus